Membongkar Mitos Tumor Otak: Dokter dan Profesor Mengungkap Fakta Penting Yang Perlu Diketahui

Sumber Gambar : Humas UNAIR

Tumor otak merupakan suatu keadaan abnormal yang melibatkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali di jaringan otak. Meskipun tumor dapat mulai sebagai pertumbuhan yang tidak berbahaya, namun dapat berubah menjadi ganas seiring waktu.

Keberadaan tumor otak dapat berasal dari jaringan otak itu sendiri (tumor otak primer), atau dapat juga merupakan hasil penyebaran dari tumor ganas di bagian tubuh lain melalui aliran darah (tumor otak metastasis). Tidak mengenal batasan usia atau jenis kelamin, kejadian tumor otak menuntut kesadaran masyarakat untuk lebih memahami gejala dan risiko yang terkait.

Dokter Bedah Saraf dari Universitas Airlangga, Dr. Rahardian Indarto Susilo, Sp. BS(K), menjelaskan bahwa gejala tumor otak dapat beragam, termasuk di antaranya adalah nyeri kepala, gangguan keseimbangan, dan kejang pada orang dewasa. Selain itu, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, penurunan kekuatan otot, kesulitan berbicara, serta gangguan konsentrasi juga dapat menjadi tanda-tanda awal yang harus diperhatikan.

"Jika terjadi nyeri kepala secara menerus tak hilang-hilang dan semakin memberat setelah diobati. Segera memeriksakan diri ke fasilitas dekat untuk menemukan penyebab utamanya. Bisa jadi itu termasuk indikasi tumor otak," ujarnya.

Profesor Rob Groen dari Departemen Bedah Saraf, University Medical Center Groningen, Belanda, menambahkan bahwa tumor otak dapat terjadi pada semua rentang usia. Meskipun langka, ada kasus di mana faktor genetik dari riwayat keluarga dapat menjadi pemicu terjadinya tumor otak. Namun demikian, beberapa kasus pertumbuhan tumor otak dapat dimulai sejak bayi.

"Pertumbuhan tumor otak pada anak dapat terjadi sejak umur 1 hingga 18 tahun," katanya.

Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan tumor otak, perlu adanya dorongan terus-menerus dalam memperkuat kepercayaan terhadap layanan kesehatan modern. Pengenalan berbagai metode penanganan tumor, mulai dari pembedahan, radioterapi, kemoterapi, hingga rehabilitasi paskaoperasi, harus diadvokasi secara aktif. Manfaat dari sistem perawatan kesehatan modern akan memainkan peran penting dalam pendekatan pencegahan melalui pemahaman akan gejala tumor otak.

"Masyarakat memiliki masalah kesehatan tumor itu dan itu merupakan tantangan bagi ahli bedah saraf dengan hasil layanan tumor otak yang lebih baik," ungkap Profesor Groen.

Diskusi ilmiah ini diadakan dalam rangkaian kuliah tamu internasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga di Banyuwangi pada Kamis, 22 Februari 2024, di Perpustakaan Kampus FIKKIA Mojo. Acara bertajuk "Edukasi tentang Tumor Otak untuk Mahasiswa dan Masyarakat di Banyuwangi" bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang tumor otak di kalangan masyarakat.

Post a Comment

0 Comments