Sumber Gambar : Humas Kemenko PMK |
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Nunung Nuryartono, menekankan pentingnya pemahaman konsep gotong royong dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bagi anak didik di lingkungan pendidikan. Hal ini menjadi strategi kunci dalam memperkuat literasi jaminan sosial di kalangan masyarakat.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam rangkaian acara "Sosialisasi Implementasi Modul P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)" dengan tema "Jaminan Sosial untuk Masa Depan yang Lebih Cerah" yang diadakan di Aula Heritage Kemenko PMK pada Rabu (20/3), yang dihadiri oleh perwakilan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.
"Webinar ini menjadi langkah konsisten dan berkelanjutan dalam menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya internalisasi jaminan sosial di dunia pendidikan, memastikan Modul P5 Muatan Jaminan Sosial dapat diterapkan pada satuan pendidikan di Indonesia serta menciptakan perubahan yang nyata dan membangun kesadaran terhadap literasi jaminan sosial di kalangan pelajar," ujar Deputi Nunung.
Penyelenggaraan sosialisasi ini dianggap penting mengingat data dari Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perasuransian Indonesia 2023-2027 yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Data tersebut mencatat bahwa tingkat penetrasi asuransi di Indonesia pada tahun 2022 hanya sebesar 2,27 persen. Selain itu, indeks literasi asuransi masyarakat Indonesia juga tercatat rendah, yaitu sebesar 31,72 persen, dibandingkan dengan literasi perbankan yang mencapai 49,93 persen. Bahkan, tingkat inklusi asuransi hanya mencapai 16,63 persen, jauh di bawah tingkat inklusi perbankan yang mencapai 74,03 persen.
"Hal ini menunjukkan pentingnya peningkatan literasi asuransi yang menjadi basis untuk bisa mendorong meningkatnya inklusi asuransi termasuk jaminan sosial," tambah Deputi Nunung.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Agus Suprapto, menegaskan bahwa penyusunan Modul P5 bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan sejak dini terkait jaminan sosial. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan literasi jaminan sosial di kalangan pelajar dan menciptakan kesadaran akan pentingnya jaminan sosial.
Lebih lanjut, proyek ini juga bertujuan untuk mengembangkan karakter yang sesuai dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila, sehingga peserta didik dapat mempelajari jaminan sosial untuk meningkatkan pemahaman pribadi dan berbagi pengetahuan dengan orang lain.
"Projek Modul P5 ini utamanya bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan, serta penguatan literasi tentang jaminan sosial sejak dini yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pribadi dan berbagi pengetahuan dengan orang lain," ungkap Agus.
Acara webinar sosialisasi ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Pendidikan, Kantor Kementerian Agama, Satuan Pendidikan, Guru, Tenaga Pendidik, dan Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia secara daring. Para pembicara yang mengisi acara ini antara lain Ketua Komisi Pengawasan, Monitoring, dan Evaluasi DJSN Muttaqien, Direktur Sekolah Menengah Atas Kemendikbudristek Winnar Jihad Akbar, Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi Kementerian Agama DR. Abdul Basit, S.Ag, MM, Kepala Corporate University BPJS Kesehatan Cecep Falah Rakhmatiana, serta Deputi Bidang Learning dan Development BPJS Ketenagakerjaan Suwilwan Rachmat.
0 Comments