CFMCA di Bawah Kepemimpinan Sri Mulyani: Menghubungkan 92 Negara dalam Mendukung Aksi Iklim Global

Sumber Gambar : Humas Kementerian Keuangan

Dalam upaya untuk memperkuat aksi iklim secara global, Indonesia telah menegaskan perannya yang penting melalui kepemimpinan dalam Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim (CFMCA). Koalisi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas, pertukaran pengetahuan, dan penerapan praktik terbaik dalam mengintegrasikan aksi iklim ke dalam kebijakan makroekonomi dan fiskal.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara, menjelaskan bahwa CFMCA menjadi forum yang strategis dalam membangun kapasitas dan pertukaran pengetahuan untuk memasukkan aksi iklim ke dalam kebijakan makroekonomi dan fiskal. Pernyataan tersebut disampaikan dalam rangkaian pertemuan ke-11 ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meetings (11th AFMGM) pada sesi High Level Policy Dialogue: “Enhancing The Role of Ministries of Finance For Climate Action in Southeast Asia”.

Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, Indonesia telah menerbitkan panduan berjudul "Memperkuat Peran Kementerian Keuangan dalam Mendorong Aksi Iklim". Panduan ini merupakan hasil kolaborasi lintas pemangku kepentingan yang memberikan kerangka kerja tentang bagaimana Kementerian Keuangan dapat memasukkan aksi iklim ke dalam strategi ekonomi, kebijakan fiskal, dan pengelolaan anggaran.

CFMCA, yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, telah berhasil menghubungkan 92 negara anggota dengan 26 mitra institusional, termasuk Bank Pembangunan Asia (ADB), Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, Badan Program Pembangunan PBB (UNDP), dan lainnya. Hal ini bertujuan untuk mendukung pembangunan kebijakan yang mendukung aksi iklim secara global.

Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap aksi iklim melalui sejumlah reformasi struktural, mulai dari periode pasca Krisis Keuangan Asia 1998 hingga pasca Krisis Keuangan Global 2009. Langkah-langkah ini mencakup penguatan sektor keuangan dan penerapan aturan yang disiplin dalam kebijakan fiskal.

Sebagai bagian dari strategi transisi hijau, Indonesia berfokus pada memperkuat implementasi Kontribusi sektor ekonomi yang ditentukan secara nasional dalam Nationally Determined Contribution (NDC), mendorong investasi di energi terbarukan, dan memperkenalkan pajak karbon untuk pembangkit listrik tenaga batubara.

Melalui partisipasi aktif dalam kerangka Pengembangan Rendah Karbon dan platform seperti Kebijakan Keuangan Iklim ASEAN di bawah ADB, Indonesia bersama negara-negara anggota CFMCA lainnya bersiap untuk mengatasi risiko iklim dan mempercepat perubahan menuju ekonomi yang berkelanjutan.

Upaya bersama-sama negara-negara anggota CFMCA dan kerja sama dengan mitra institusional akan membantu menghadapi tantangan perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Post a Comment

0 Comments