Sumber Gambar : Humas KPI |
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Ubaidillah, mengajak lembaga penyiaran untuk meningkatkan ketersediaan program siaran ramah anak secara masif sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah anak yang menjadi korban pornografi.
Data mencatat bahwa dalam kurun waktu empat tahun terakhir, sebanyak 5,5 juta anak telah menjadi korban pornografi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius bagi masyarakat dan pemerintah.
Ubaidillah menyatakan, "Ini tentu menjadi kekhawatiran kita semua. Kami meminta agar lembaga penyiaran lebih masif menyiarkan program siaran anak."
Lebih lanjut, Ubaidillah menekankan perlunya konten program siaran anak yang komprehensif dan terintegrasi.
"Selain lebih masif, agar diperhatikan oleh lembaga penyiaran siaran ramah anak harus komprehensif. Tidak sepotong-sepotong agar bisa mengedukasi dan meliterasi," ucapnya.
Pria yang juga berasal dari Lamongan itu juga mengapresiasi upaya lembaga penyiaran yang telah mematuhi standar indeks yang ditetapkan oleh KPI.
"Untuk program siaran anak, kalau merujuk pada data riset KPI sudah bagus memenuhi standar KPI. Tetapi memang perlu ditayangkan lebih masif, perlu terus ditingkatkan," tambahnya.
Berdasarkan riset indeks kualitas program siaran KPI, program siaran anak dinilai telah memenuhi standar yang ditetapkan. Pada tahun 2023, indeks kualitas program siaran anak mencapai 3,14 pada periode I dan 3,26 pada periode II.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Hadi Tjahjanto, juga menyampaikan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua di ASEAN dan keempat di dunia terkait masalah ini, mengutip laporan dari National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC).
KPI berkomitmen untuk terus mendukung upaya pencegahan eksploitasi anak melalui peningkatan ketersediaan program siaran yang ramah anak serta kerjasama dengan berbagai pihak terkait. Penyiaran yang bertanggung jawab adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi generasi mendatang.
0 Comments